“Prok prok prok prok!” suara tepuk tangan
membahana memenuhi ballroom rumah Mr. Walter. Terlihat lambaian tangan Mr.
Walter yang memberi sinyal bahwa pidato nya belum selesai dan dia masih ingin
melanjutkan pidatonya.
“….Ya hadirin semuanya! Saya sangat senang dengan
kedatangan Anda semua di acara peresmian ini. Pameran berlian ini akan saya
adakan mulai hari ini sampai dua minggu ke depan! Dan anda yang datang di acara
ini bukan sembarang orang!” Mr. Walter menekankan nada pada kalimat ‘bukan
sembarang orang’ hm, walaupun terdengar agak arogan, menurutku
“…berlian-berlian ini sangat berharga. Tentu saja banyak yang mengincarnya di
luar sana. Maka saya menyiapkan pengamanan yang sangat ketat untuk pameran ini,
sekali lagi hanya untuk kalangan tertentu…” pidato Mr. Walter membuatku bosan.
Begitulah ia, si kolektor berlian yang terlihat agak arogan dan terkesan
melebih-lebihkan. Mr. Walter adalah seorang sosialita kolektor berlian ternama
di seluruh Inggris Raya.
Lama-lama pidato Mr. Walter membuatku muak, aku
berjalan keluar ruangan menikmati sentuhan angin musim gugur di malam hari yang
menyentuh pipiku. Memang, aku tak terbiasa dengan kehidupan dan acara-acara
para sosialita. Yap, kalau bukan tuntutan profesi, aku tak mau susah payah
berada di sini. Tak lama kemudian suara tepuk tangan membahana untuk yang
kesekian kalinya. Terlihat Mr. Walter telah turun dari podiumnya, aku tak
begitu menghiraukannya. Dari sudut mataku kulihat Mr. Walter berjalan ke arah
tempatku berdiri. Aku pura-pura tak acuh dan terus melayangkan pandanganku ke
luar dari atas balkon. Jam tanganku masih menunjukkan pukul 09.00 pm, masih
belum terlalu malam.
“Red Wine, Mr. Filan?” terlihat sosok Mr. Walter
telah berdiri di sampingku sambil membawa dua gelas berisi anggur merah. Salah
satu tangannya mengulur ke arahku, menyodorkan segelas wine yang berbau wangi
itu.
“Terima kasih, Mr. Walter” kataku datar sambil
mengambil gelas dari tangan Mr. Walter.
“Ini red wine tahun 1940. Saya harap Anda
menyukainya” lagi lagi dia menyombongkan koleksi red wine nya yang sebagian
besar berusia hampir puluhan tahun lebih. Aku hanya mengangguk. Aku mencium
aroma red wine itu. Wangi. Sedikit aku mereguknya. Lidahku merasakannya, dan
benar, cita rasa red wine asal Berlin ini sungguh…. Speechless.
Mr. Walter mengajakku ke tengah-tengah ballroom.
Di sana telah berdiri tujuh pengunjung, empat diantaranya tentunya sosialita,
mengelilingi kotak kaca mewah yang kacanya terbuat dari kaca yang sepertinya
susah untuk dipecahkan. Lapisan kaca yang sangat tebal. Di dalamnya ada
bantalan berwarna merah elegan yang berguna sebagai tempat meletakkan berlian
berwarna hijau-kebiru-biruan dan jika terkena sinar lampu maka ia akan
memancarkan cahaya putih yang menakjubkan. Mr. Walter mulai menyombongkan
berlian itu. Yap, berlian itu adalah berlian koleksi Mr. Walter yang paling
mahal dan paling langka. Pantas saja pengamanan nya sungguh ketat. Di samping
kotak itu berdiri tiga penjaga khusus yang disewa Mr. Walter dari agen swasta
hanya khusus untuk menjaga berlian itu sampai pameran selesai.
“Wow! Fantastis sekali!” kata Mr. Oliver
Zevenshovcha, sosialita asal Cekoslovakia sang kolektor mobil.
“Hm… kurasa harganya juga sangat mahal!” kata
Mrs. Gwyneth McAdams, istri sosialita berkebangsaan USA, Theodore McAdams.
“Uangku tak kan cukup membeli ini!” kata Tuan
Fernando Jose, sosialita asal Peru. Aksen Spanish nya kentara sekali.
“Wow! Kalau ini dilelang, tentu saja aku mau
membelinya dengan harga berapapun!” seru Mr. Louis Jose-Levitt sosialita asal
Inggris, kolektor berlian juga, sahabat dan juga saingan Mr. Walter.
“Wow! Ibuku pasti suka, kalau aku memberikan ini
kepadanya” kata Inspektur Mark Feehily, sahabat karibku di kepolisian. Dia
terkekeh.
“Jangan harap kau bisa mencurinya, Mark!” canda
Detektif Nicky Byrne, sahabatku juga. Nicky adalah partner kerjaku di
kepolisian. Mark menimpali Nicky dengan terbahak.
“Hahaha, kalau Mark mencurinya dia bisa turun
pangkat dong!” kata Inspektur Kian Egan, teman dekatku juga di kepolisian. Mark
hanya senyum-senyum saja, dia memang sering jadi bahan candaan Kian dan Nicky
karena umurnya yang paling muda. Aku tersenyum-senyum mendengarkan mereka
berbicara.
Tiba-tiba lampu di ballroom mati. Semua
pengunjung gaduh. Suara gaduh terdengar sangat berisik dari tengah ballroom.
Prang! Seperti suara kaca yang dipukul paksa. Terdengar juga suara
serpihan-serpihan kaca yang jatuh di lantai. Gelap! Sepertinya ini situasi
gawat. Suara jeritan para wanita sosialita sungguh membuat suasana semakin
terasa mencekam. Kacau.
Di kegelapan, samar-samar aku merasakan sosok Mr.
Walter yang sedari tadi di sampingku telah pergi. Dari kejauhan terdengar suara
lelaki bernada berat, sepertinya itu suara Tuan Walter yang menyuruh pelayannya
untuk menyalakan genset. 20 menit kemudian lampu ballroom menyala. Kegaduhan
seketika mereda, dan situasi kembali normal. Mr. Walter mencoba menenangkan
semua hadirin.
Tiba-tiba Nicky berteriak “Berliannya HILANG!”
Aku pun menoleh ke arah Nicky. Kian membelalakkan
matanya. Dengan cekatan Kian memanggil bala bantuan dari kepolisian “Terjadi
pencurian berlian di rumah Mr. Eugene Walter. Segera kirimkan pasukan
SEKARANG!”
Terlihat Mrs. McAdams terduduk lemas, Mr. McAdams
duduk disamping istrinya. Mr. Jose-Levitt menatap nanar ke kotak mewah yang
sekarang telah kosong itu, Mr. Jose daritadi aku tak melihatnya sama sekali,
Mr. Zevensovcha memegang gelas yang berisi white wine nya sambil bersandar di
pilar dekat kotak berlian itu. Serpihan-serpihan kaca yang tajam terlihat
berserakan dan memantulkan cahaya lampu.
Tak lama kemudian aku sadar akan sesuatu. Mark!
Mark dimana? Aku memutuskan untuk tak menghiraukan Mark, mungkin dia sedang ke
kamar mandi. Kemudian aku berlari keluar berharap aku bisa mendapatkan
jejak-jejak pencurinya, tapi usahaku sia-sia. Tiba-tiba ada sentuhan dingin
yang menyentuh punggungku.
“Shane!” suara yang kukenal. Akupun menoleh.
“Mark? Sedang apa kau…”
“Aku… aku… aku sedang berusaha mengejar
pencurinya…” kalimatnya menggantung. Mark terdengar gugup, nafasnya juga
memburu. Dada nya naik turun. Peluh di keningnya menderas. Kemeja di bagian
bahunya basah. Suara Mark terdengar aneh “kau sendiri?” tanya Mark kemudian.
“Aku juga sama sepertimu…” kataku “kau melihat
pencurinya?” tanyaku kemudian
“Tidak! Aku kehilangan jejak! Gelap semuanya!”
kata Mark terdengar kesal “kurasa pencurinya tidak lewat sini, aku tak yakin
juga” nada Mark terdengar meragu.
“Tak apa, Mark. Mari kita masuk” aku merangkul
Mark masuk ke dalam. Badannya gemetar. Kuharap Mark tak menyembunyikan sesuatu.
Situasi di dalam ballroom chaos. Kisruh. Gaduh.
Kulihat para pengunjung berjubel mengelilingi kotak yang telah dikelilingi oleh
garis polisi tersebut. Di garis depan terdapat tiga orang penjaga berlian
khusus Mr. Walter dan dua orang dari kepolisian. Tiga penjaga berlian itu
sedang diinterogasi singkat oleh dua orang polisi tadi.
“Jangan ada seorangpun yang menyentuh kotak ini
dan benda-benda di sekelilingnya!” kata Inspektur Jenderal Brian McFadden “ini
adalah barang bukti, untuk proses penyidikan!” lanjutnya
Para pasukan kepolisian mengamankan para
pengunjung. Seketika acara pembukaan pameran pun harus ditutup dengan terpaksa
karena ada kejadian yang tak terduga ini. Para pengunjung pun dipaksa pulang
karena rumah Mr. Walter akan disterilkan selama beberapa hari kemudian.
Terpaksa juga mungkin pameran ini akan ditunda sampai beberapa hari ke depan
sampai penyelidikan selesai. Atau mungkin tidak ada pameran berlian sama
sekali.
Kulihat Kian sedang berbisik-bisik dengan
Inspektur Jenderal Brian McFadden. Sepertinya mereka sedang bernegosiasi. Nicky
terlihat sedang bersama Mr. Walter, wajah Mr. Walter pucat pasi. Ekspresinya
seperti zombie yang sudah tidak makan daging manusia berabad-abad lamanya.
Tentu saja Tuan Walter sangat shock dengan kejadian yang baru saja menimpanya.
Masih untung Mr. Walter tidak memiliki riwayat penyakit jantung yang serius,
kalau punya pasti dia sudah terkena serangan jantung daritadi.
Aku berdiri di samping Mark sambil berpikir dan
mengingat kejadian 45 menit yang lalu. Mr. Oliver Zevensovcha yang
terkagum-kagum dengan berlian itu, Mrs. Gwyneth McAdams yang sangat
menginginkan berlian itu, Mr. Fernando Jose yang mengaku tak sanggup membeli
berlian itu, Mr. Louis Jose-Levitt yang sangat ingin memiliki berlian itu sebagai
koleksinya. Mark, Kian, Nicky? Aku tak yakin mereka termasuk dalam komplotan
pencuri berlian. Aku kenal dekat dengan mereka. Lagipula mereka kan anggota
kepolisian. Kuputuskan untuk mencoret Kian, Nicky dan Mark dari daftar yang
patut dicurigai. Akhirnya hanya tersisa empat orang sosialita yang lain, yang
sejak sebelum peristiwa berdiri di dekat kotak berlian Mr. Walter. Tapi… Tunggu
dulu! Rasanya ada yang masih mengganjal. Logikaku terus bekerja, mengumpulkan
potongan-potongan fakta dan alibi. Tapi kurasa aku belum memiliki cukup bukti.
Penyelidikan lebih lanjut perlu dilakukan.
Dari jauh terdengar suara Inspektur Jenderal
Brian McFadden yang menyuruh Mark, Kian, Nicky, Mrs. Gwyneth McAdams, Mr.
Oliver Zevensovcha, Mr. Louis Jose-Levitt dan Mr. Fernando Jose untuk
berkumpul. Kemudian Nicky memanggilku.
“Shane, kurasa kita dapat tugas baru dari Mr.
McFadden, kita ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas” kata
Nicky, wajahnya terlihat bersemangat. Aku mengangguk dan tersenyum kepada
Nicky. Kemudian kami berjalan menuju ke tempat Inspektur Jenderal McFadden
mengumpulkan para sosialita tadi.
“Maaf sebelumnya, bukan maksud saya mencurigai
Anda-anda semua. Saya di sini sebagai anggota kepolisian yang ditugaskan untuk
menyelidiki kasus ini, ingin meminta kerjasama dari Anda semua” kata Inspektur
Jenderal McFadden dengan nada yang berwibawa “kami ingin keterangan dari Anda
selama Anda berada di sekitar tempat kejadian perkara, tenang saja disini Anda
masih berstatus sebagai saksi. Kami minta kedatangan Anda semua di kantor kami
besok pagi pukul 09.00 am untuk keperluan penyidikan. Kami sangat memohon
kerjasama Anda supaya kasus ini cepat terselesaikan” kata Inspektur Jenderal
McFadden kemudian Kian mempersilahkan para sosialita tadi untuk kembali ke rumah
masing-masing.
***
Sedari pukul 08.00 am aku sudah stand by di
kepolisian. Nicky juga ada disana. Kami duduk di dekat meja Mark. Kian berjalan
menuju kami sambil membawa tiga gelas kopi untuk aku, Nicky dan dia sendiri.
Mark daritadi belum terlihat batang hidungnya.
Tepat pukul 09.00, Mark datang bersama dengan
Inspektur Jenderal McFadden. Para saksi, Mrs. McAdams yang ditemani suaminya,
Mr. Zevensovcha, Mr. Jose-Levitt sudah hadir semuanya. Masih kurang… Mr. Jose!
“Dimana Mr. Jose?” tanyaku
“Fernando sedang mengantarkan istrinya ke rumah
sakit” kata Mr. McAdams menjawab pertanyaanku “mungkin 15 menit lagi dia datang
kemari” lanjutnya.
10 menit kemudian datanglah Mr. Jose dengan Mr.
Walter. Wajah Mr. Walter tampak muram. Raut arogan dan garis congkak yang
setiap hari menghiasi wajahnya kini terlihat luntur. Peristiwa ini patut jadi
pelajaran baginya.
“Saat lampu mati terasa ada orang yang menyenggol
lenganku sangat keras. Aku hampir terjatuh, untung saja disampingku ada pilar”
kata Mr. Zevensovcha “gelap.. gelap semuanya!” lanjutnya. Penjelasannya sama
sekali tidak membantu.
“Aku hanya mendengar suara gaduh disana-sini, aku
phobia kegelapan, sehingga aku menjerit. Aku benar-benar tak suka situasi
kemarin malam!” kata Mrs. McAdams. Sudah cukup bukti, kemarin Mrs. McAdams
memang terlihat lesu dan pucat. Tak mungkin dia bisa menembus kegelapan kalau
dia takut kegelapan. Namanya kucoret!
“Meskipun menginginkan berlian itu aku tak
mungkin mencurinya kan?” Mr. Jose-Levitt menggunakan nada tinggi di akhir
pertanyaan retorisnya “lagipula Eugene adalah sahabat karibku sejak masih di
angkatan darat” lanjutnya.
“Aku tak tahu apa-apa. Aku muak membahas ini”
kata Mr. Jose. Mencurigakan!
Interogasi hari ini cukup sampai di sini. Kami
berencana akan melanjutkan kembali jika bukti-bukti masih banyak yang janggal,
di lain waktu. Aku meminta waktu kepada Mr. McFadden beberapa hari untuk
memikirkannya bersama timku: Mark, Nicky, dan Kian.
***
“Bagaimana menurut kalian? Aku curiga dengan
pernyataan Mr. Jose” kata Kian “saat lampu dihidupkan Mr. Jose tidak ada di
tempat! Kau sadar tidak, guys?” tanya Kian. Aku dan Nicky mengangguk tapi Mark
terlihat diam sambil berpikir.
“Maaf, kemarin a..a..kuu.. juga tak ada di
tempat” kata Mark. Semua mata tertuju pada Mark. Nicky dan Kian terheran-heran.
Sedetik kemudian hening.
“Kau punya alibi Mark?” tanya Nicky memecah
keheningan
“Kira-kira 5 menit sebelum lampu menyala, kurasa
aku tak punya. Tetapi, setelah lampu menyala aku bertemu Shane di luar” mata
Kian dan Nicky beralih kepadaku. Aku hanya mengangguk. Sebenarnya aku juga ragu
dengan Mark.
Kemudian kami membahas alibi satu persatu
saksi-saksi yang sudah kami panggil tadi pagi. Sampai akhirnya kita sampai pada
suatu hasil yang belum bisa dikatakan final. Kami sepakat untuk menaikkan
status Mr. Jose menjadi tersangka. Kami mengacu pada sejumlah fakta yang ada.
Pernyataan Mr. Jose tadi pagi dan alibi Mr. Jose kemarin malam sesaat setelah
berlian itu diketahui hilang. Tapi, samar-samar otakku bersuara, ada yang tidak
beres. Ada sesuatu yang terasa disembunyikan. Aku juga mencurigai Mark, walau
terasa tidak yakin.
“Nick, kau kenal dekat dengan Mr. Jose kan? Aku
dengar Mr. Jose adalah sahabat karib ayahmu” kata Kian kemudian
“Yap, sebenarnya tidak terlalu dekat. Tapi,
mungkin bisa kubujuk dia untuk memberikan keterangan” kata Nicky terdengar
mantap.
***
“Nick, aku tak yakin….” aku membangunkan Nicky di
tengah malam. Mataku benar-benar tak bisa terpejam.
“Hah, Shane? Kau bilang apa?” Nicky membenarkan
posisi tidurnya yang seperti orang duduk di sofa sambil memicingkan sedikit
matanya. Mulutnya menguap lebar. Buku yang ada di dadanya jatuh saat ia
bergerak “kau tak yakin apa?” sedikit-sedikit Nicky mulai melebarkan kelopak
matanya, kurasa dia tertarik.
“Aku tak yakin kalau Mr. Jose…. Pelakunya…” kata-kataku
terdengar menggantung “mungkin…. Ah sudahlah, Nick”
“Tunggu saja, besok pagi aku akan menemui Mr.
Jose” kata Nicky kemudian dia melanjutkan tidurnya. Aku menghela napas.
***
Nicky kembali dengan rona wajah yang terlihat
cerah. Kemudian dia menceritakan pertemuannya dengan Mr. Jose lebih lanjut.
Ternyata sewaktu beberapa detik setelah lampu menyala, Mr. Jose cepat-cepat
pergi ke kamar mandi. Tapi dia tersesat dan sampai ke kamar mandi pelayan Mr.
Walter. Nicky juga sudah menanyai pelayan Mr. Walter, dan mereka mengaku kalau
memang benar Mr. Jose ada di sana. Tapi masalahnya, apa yang dilakukan Mr. Jose
sewaktu lampu masih padam?
Tiba-tiba terdengar dering telepon yang
mengagetkan kami berdua. Kian menelepon.
“Aku baru saja menanyai Mark tentang peristiwa
kemarin. Jujur saja aku jadi curiga dengan dia” kata Kian di telepon sambil
berbisik “temui aku di Café D’Lounge Rhode St. pukul 05.00 pm hari ini”
kemudian sambungan telepon dari Kian terputus.
***
Di Café D’Lounge. Aku dan Nicky duduk di pojok
dan Kian duduk berhadapan dengan kami berdua. Kian berbicara pelan.
“Dari sejumlah fakta yang kukumpulkan. Ternyata
Mark keluar 10 menit setelah lampu padam, dia keluar ruangan setelah mendengar
suara kaca yang dipecah. Katanya, dia merasa ada orang yang mendorongnya untuk
minggir. Dari pantulan cahaya samar-samar yang berasal dari jendela luar, dia
mendeskripsikan orang yang mendorongnya kira-kira berbadan tinggi, kurus dan
kepala agak botak…” kata Kian “setelah itu dia mencoba untuk mengejar orang
itu, tapi gagal…” lanjutnya
“Tunggu dulu! Diantara empat saksi kemarin yang
berperawakan tinggi, kurus dan agak botak ada dua orang! Mr. Jose dan Mr.
Zevensovscha! Bedanya, Mr. Zevensovcha perutnya agak buncit…” kataku kemudian.
Dahi Nicky mengkerut. Kalau dipikir-pikir sewaktu peristiwa terjadi Mr.
Zevensovscha tidak pernah meninggalkan tempat, dan Mark juga tak tahu bentuk
perut orang yang mendorongnya, karena suasana sangat gelap saat itu. Semakin
membingungkan saja. Jadi orang yang kucurigai bertambah menjadi Mr. Jose dan
Mr. Zevensovscha. Mark? Kurasa belum.
***
“Komplotan pencuri berlian kelas menengah!” kata
Mr. McFadden “mereka pasti punya orang dalam. Strateginya sangat halus. Suara
kaca pecah itu terasa seperti di-skenario. Atau mungkin saja tidak… “ muka Mr.
McFadden terlihat serius. Pikiranku berkecamuk. Kesaksian Mark, alibi Mr. Jose,
dan alibi Mr. Zevensovscha yang lemah untuk dicurigai, karena ia punya alibi
kuat. Dia sama sekali tidak meninggalkan tempat saat kejadian berlangsung.
Lantas?
***
Sepuluh menit untuk sampai ke halaman depan rumah
Mr. Walter? Rasanya tak mungkin. Ballroom Mr. Walter luas, belum lagi rumahnya
yang besar. Kecuali kalau dia lari. Dan 10 menit adalah waktu yang tepat jika
dia tidak tersesat. Tapi tak mungkin Mark tersesat. Dan seperti ciri-ciri fisik
Mark yang terlihat kemarin, tentu saja dia berlari. Tapi bukan berarti kalau
estimasi waktu ku terhadap Mark ini hampir cocok, dia pantas dicurigai sebagai
suspect. Motif! Mark kan tidak memiliki motif yang pasti. Hadiah untuk ibunya?
Kurasa Mark tak serendah itu.
Mr. Jose alibinya lemah, tapi setidaknya ada
saksi yang membuat alibinya sedikit kuat. Pelayan Mr. Walter yang melihatnya
berjalan ke kamar mandi pelayan. Motif? Mr. Jose kelihatannya tidak begitu
tertarik dengan berlian itu, dia hanya bilang “uangnya tak akan cukup untuk
membeli berlian semahal itu” itu bukan motif yang bisa dijadikan acuan
seseorang mencuri. Apalagi Mr. Jose bukan kolektor berlian, dia kolektor guci
antik. Tapi kalau dia berkomplot dengan sindikat pencuri berlian, lain lagi
ceritanya. Tapi kurasa statusnya masih lemah saat ini.
Seandainya Mr. Zevensovscha dicurigai
sebagai suspect, tidak mungkin dia melakukannya sendiri, pasti ada satu orang
lagi yang membantunya di dalam yang pastinya posisinya tidak jauh dari Mr.
Zevensovcha!
Posisi berdiri orang yang mengelilingi kotak
berlian itu: Tiga penjaga berada di sekeliling kotak tapi mereka berdiri di
belakang para pengunjung. Aku berdiri di samping salah satu penjaga berlian,
Mr. Walter berdiri di sebelah kananku agak ke belakang. Urutan tujuh orang
terdepan, searah jarum jam: Mr. Jose-Levitt, Nicky, Mr. Jose, Mark, Mr.
Zevensovscha, Kian, Mrs. McAdams. Mark berdiri di antara Mr. Jose dan Mr.
Zevensovcha yang ciri-ciri keduanya sama-sama botak dan tinggi kurus. Salah satu
dari keduanya pasti bergerak menjauh dari Mark. Dan itu pasti Mr. Jose karena
Mr. Jose ingin ke kamar mandi. Tapi? Mr. Jose ke kamar mandi beberapa detik
sebelum lampu menyala, sedangkan Mark telah meninggalkan ruangan 10 menit
setelah lampu menyala. Padahal jarak waktu lampu padam sampai menyala adalah 20
menit. Berarti? Teka-teki ini mulai menampakkan potongan-potongan rumitnya.
***
“Aku sudah menemukan pelakunya! Pelakunya adalah
mungkin satu-dua orang yang berada di sekitar tempat kejadian. Yang jelas dia
tidak bekerja sendiri!” kataku kepada mereka. Inspektur Jenderal McFadden hanya
manggut-manggut sambil tersenyum simpul.
Mr. Zevensovcha, Mr. Jose-Levitt, Mr. Jose dan
Mrs. McAdams berdiri tanpa kata sepatah pun keluar dari mulut mereka. Mereka
diam mematung, seolah satu di antara mereka ada yang harap-harap cemas dan ada
juga yang penasaran ingin sekali mengetahui siapa pelakunya. Mimik muka mereka
terlihat datar, entah bersikap seolah tegar atau bermaksud ingin
memnyembunyikan sesuatu. Ya… jujur saja, aku masih kesulitan mencari pelaku
yang satu lagi. Masing-masing dari mereka punya alibi kuat. Termasuk Kian,
Nicky dan Mark. Ya, Mark… bukan suspect.
“Mr. Zevensovscha, anda bilang ada yang
menyenggol lengan Anda sewaktu suasana ballroom masih gelap, benar begitu?”
tanyaku pada Mr. Zevensovscha, kulihat dia hanya mengangguk dalam diam “…dan
Mr. Feehily, juga merasakan hal yang sama dengan Anda! Bedanya dia dapat
melihat orang yang menyenggolnya secara samar-samar, tapi Mark juga tak yakin
dengan ciri-ciri fisik orang tersebut karena suasananya yang gelap. Jelas, ada
satu di antara kalian yang mencoba meninggalkan tempat saat lampu ballroom
padam, dan kembali sesaat sebelum lampu menyala…” sengaja kugantungkan
kalimatku. Kulihat berbagai macam ekspresi dari mereka yang berubah-ubah. Aku
bukan psikolog, aku tak tahu apa yang mereka sembunyikan.
“…tapi tentu saja, orang yang bisa melakukan
aktivitas secepat itu adalah orang yang mengetahui betul seluk beluk rumah Mr.
Walter. Tapi hanya Mr. Walter yang hapal betul denah rumahnya… Kecuali ada satu
orang di antara kalian yang sering mengunjungi rumah Mr. Walter dan kenal betul
dengan rumah Mr. Walter! Anda, Mr. Jose-Levitt!” kataku sambil mengalihkan
pandangan ke hadapan Mr. Jose-Levitt.
Mr. Walter membelalak tak percaya. “Louis…?
Benarkah… kau…?” tanya Mr. Walter
“Hah? Hahahahahaha! Kau bodoh Mr. Filan! Mana
mungkin? Motif apa yang membuatku berkeinginan mencuri berlian Eugene? Kau
tentu saja tak bisa menjawabnya kan?” tawa Mr. Jose-Levitt meledak, semua orang
diam “…mana bukti otentiknya? Lagipula mana mungkin mengitari rumah Eugene
dalam 20 menit…”
“Saya katakan lagi, Anda tidak sendiri. Ada
seseorang yang membantu Anda…”
“Aku punya buktinya!” suara Nicky memecah
keheningan. Pernyataan Nicky sungguh tak terduga
“Mana mungkin kau bisa mendapatkan buktinya?”
kataku meragu.
“Aku…. Salah satu dari mereka…” semua mata
tertuju kepadanya. Lututku gemetar. Badanku lemas, tulangku tak kuat menopang
berat tubuhku. Mana mungkin? Mana mungkin Nicky berkhianat kepadaku? Kepada
seluruh jajaran kepolisian? Aku terdiam. Aku tak sanggup mengeluarkan
kata-kata.
“Detektif Nicky Byrne! Kurasa Anda perlu bersaksi
di depan pengadilan nanti!” suara khas Mr. McFadden memecah keheningan itu. Aku
masih terpaku berdiri tak bergerak. Tak percaya.
Kian dan Mark merapat ke tubuh Nicky sambil
memegangi kedua tangan Nicky. Anak buah Inspektur Jenderal McFadden masuk ke
ruangan tempat kami berada, kemudian memborgol tangan Mr. Jose-Levitt. Mata Mr.
Walter memandang Nicky dan Mr. Jose-Levitt dengan tatapan muak.
“Katakan! Apa yang sebenarnya terjadi Nick?!
KATAKAN!!” aku berteriak di depan muka Nicky. Jujur aku masih tak habis pikir.
Sulit dipercaya!
“Aku tak bisa lepas dari mereka, Shane… Aku
terikat kontrak seumur hidup! Walaupun aku mencoba untuk bertobat, menjadi
orang yang lurus dan tidak ingin melakukan tindakan terkutuk ini. Bayangan
mereka menghantuiku. Sewaktu aku bergabung di jajaran kepolisian ini… aku
dimanfaatkan mereka…” aku tak mau lagi mendengar penjelasan Nicky. Sudah jelas!
Ya, sudah jelas semuanya!
Nicky dan Mr. Jose-Levitt diamankan sementara di
kepolisian. Mereka masih dimintai keterangan lebih lanjut mengenai kasus ini.
Mereka tidak hanya berdua, diluar sana masih ada orang yang terlibat. Aku
memutuskan untuk mengundurkan diri dari kasus ini. Aku menyerahkan kasus ini
kepada Mark dan Kian. Aku harap mereka bisa secepatnya menangkap semua
pelakunya. Kurasa sudah cukup sampai disini. Nicky… sungguh membuatku tak
percaya. I’m walk away. Kasus ini selesai untukku, tapi tidak untuk mereka di
kepolisian.
Kepercayaan itu mahal harganya...
END
No comments:
Post a Comment
already read my story why dont you gimme some word :)