Saturday, May 11, 2013

Walk Away by Musrifah Nur Arfiati



Walk Away

by Musrifah Nur Arfiati 

“Prok prok prok prok!” suara tepuk tangan membahana memenuhi ballroom rumah Mr. Walter. Terlihat lambaian tangan Mr. Walter yang memberi sinyal bahwa pidato nya belum selesai dan dia masih ingin melanjutkan pidatonya.
“….Ya hadirin semuanya! Saya sangat senang dengan kedatangan Anda semua di acara peresmian ini. Pameran berlian ini akan saya adakan mulai hari ini sampai dua minggu ke depan! Dan anda yang datang di acara ini bukan sembarang orang!” Mr. Walter menekankan nada pada kalimat ‘bukan sembarang orang’ hm, walaupun terdengar agak arogan, menurutku “…berlian-berlian ini sangat berharga. Tentu saja banyak yang mengincarnya di luar sana. Maka saya menyiapkan pengamanan yang sangat ketat untuk pameran ini, sekali lagi hanya untuk kalangan tertentu…” pidato Mr. Walter membuatku bosan. Begitulah ia, si kolektor berlian yang terlihat agak arogan dan terkesan melebih-lebihkan. Mr. Walter adalah seorang sosialita kolektor berlian ternama di seluruh Inggris Raya.
Lama-lama pidato Mr. Walter membuatku muak, aku berjalan keluar ruangan menikmati sentuhan angin musim gugur di malam hari yang menyentuh pipiku. Memang, aku tak terbiasa dengan kehidupan dan acara-acara para sosialita. Yap, kalau bukan tuntutan profesi, aku tak mau susah payah berada di sini. Tak lama kemudian suara tepuk tangan membahana untuk yang kesekian kalinya. Terlihat Mr. Walter telah turun dari podiumnya, aku tak begitu menghiraukannya. Dari sudut mataku kulihat Mr. Walter berjalan ke arah tempatku berdiri. Aku pura-pura tak acuh dan terus melayangkan pandanganku ke luar dari atas balkon. Jam tanganku masih menunjukkan pukul 09.00 pm, masih belum terlalu malam.
“Red Wine, Mr. Filan?” terlihat sosok Mr. Walter telah berdiri di sampingku sambil membawa dua gelas berisi anggur merah. Salah satu tangannya mengulur ke arahku, menyodorkan segelas wine yang berbau wangi itu.

“Terima kasih, Mr. Walter” kataku datar sambil mengambil gelas dari tangan Mr. Walter.
“Ini red wine tahun 1940. Saya harap Anda menyukainya” lagi lagi dia menyombongkan koleksi red wine nya yang sebagian besar berusia hampir puluhan tahun lebih. Aku hanya mengangguk. Aku mencium aroma red wine itu. Wangi. Sedikit aku mereguknya. Lidahku merasakannya, dan benar, cita rasa red wine asal Berlin ini sungguh…. Speechless.
Mr. Walter mengajakku ke tengah-tengah ballroom. Di sana telah berdiri tujuh pengunjung, empat diantaranya tentunya sosialita, mengelilingi kotak kaca mewah yang kacanya terbuat dari kaca yang sepertinya susah untuk dipecahkan. Lapisan kaca yang sangat tebal. Di dalamnya ada bantalan berwarna merah elegan yang berguna sebagai tempat meletakkan berlian berwarna hijau-kebiru-biruan dan jika terkena sinar lampu maka ia akan memancarkan cahaya putih yang menakjubkan. Mr. Walter mulai menyombongkan berlian itu. Yap, berlian itu adalah berlian koleksi Mr. Walter yang paling mahal dan paling langka. Pantas saja pengamanan nya sungguh ketat. Di samping kotak itu berdiri tiga penjaga khusus yang disewa Mr. Walter dari agen swasta hanya khusus untuk menjaga berlian itu sampai pameran selesai.
“Wow! Fantastis sekali!” kata Mr. Oliver Zevenshovcha, sosialita asal Cekoslovakia sang kolektor mobil.
“Hm… kurasa harganya juga sangat mahal!” kata Mrs. Gwyneth McAdams, istri sosialita berkebangsaan USA, Theodore McAdams.
“Uangku tak kan cukup membeli ini!” kata Tuan Fernando Jose, sosialita asal Peru. Aksen Spanish nya kentara sekali.
“Wow! Kalau ini dilelang, tentu saja aku mau membelinya dengan harga berapapun!” seru Mr. Louis Jose-Levitt sosialita asal Inggris, kolektor berlian juga, sahabat dan juga saingan Mr. Walter.
“Wow! Ibuku pasti suka, kalau aku memberikan ini kepadanya” kata Inspektur Mark Feehily, sahabat karibku di kepolisian. Dia terkekeh.
“Jangan harap kau bisa mencurinya, Mark!” canda Detektif Nicky Byrne, sahabatku juga. Nicky adalah partner kerjaku di kepolisian. Mark menimpali Nicky dengan terbahak.
“Hahaha, kalau Mark mencurinya dia bisa turun pangkat dong!” kata Inspektur Kian Egan, teman dekatku juga di kepolisian. Mark hanya senyum-senyum saja, dia memang sering jadi bahan candaan Kian dan Nicky karena umurnya yang paling muda. Aku tersenyum-senyum mendengarkan mereka berbicara.
Tiba-tiba lampu di ballroom mati. Semua pengunjung gaduh. Suara gaduh terdengar sangat berisik dari tengah ballroom. Prang! Seperti suara kaca yang dipukul paksa. Terdengar juga suara serpihan-serpihan kaca yang jatuh di lantai. Gelap! Sepertinya ini situasi gawat. Suara jeritan para wanita sosialita sungguh membuat suasana semakin terasa mencekam. Kacau.
Di kegelapan, samar-samar aku merasakan sosok Mr. Walter yang sedari tadi di sampingku telah pergi. Dari kejauhan terdengar suara lelaki bernada berat, sepertinya itu suara Tuan Walter yang menyuruh pelayannya untuk menyalakan genset. 20 menit kemudian lampu ballroom menyala. Kegaduhan seketika mereda, dan situasi kembali normal. Mr. Walter mencoba menenangkan semua hadirin.
Tiba-tiba Nicky berteriak “Berliannya HILANG!”
Aku pun menoleh ke arah Nicky. Kian membelalakkan matanya. Dengan cekatan Kian memanggil bala bantuan dari kepolisian “Terjadi pencurian berlian di rumah Mr. Eugene Walter. Segera kirimkan pasukan SEKARANG!”
Terlihat Mrs. McAdams terduduk lemas, Mr. McAdams duduk disamping istrinya. Mr. Jose-Levitt menatap nanar ke kotak mewah yang sekarang telah kosong itu, Mr. Jose daritadi aku tak melihatnya sama sekali, Mr. Zevensovcha memegang gelas yang berisi white wine nya sambil bersandar di pilar dekat kotak berlian itu. Serpihan-serpihan kaca yang tajam terlihat berserakan dan memantulkan cahaya lampu.
Tak lama kemudian aku sadar akan sesuatu. Mark! Mark dimana? Aku memutuskan untuk tak menghiraukan Mark, mungkin dia sedang ke kamar mandi. Kemudian aku berlari keluar berharap aku bisa mendapatkan jejak-jejak pencurinya, tapi usahaku sia-sia. Tiba-tiba ada sentuhan dingin yang menyentuh punggungku.
“Shane!” suara yang kukenal. Akupun menoleh.
“Mark? Sedang apa kau…”
“Aku… aku… aku sedang berusaha mengejar pencurinya…” kalimatnya menggantung. Mark terdengar gugup, nafasnya juga memburu. Dada nya naik turun. Peluh di keningnya menderas. Kemeja di bagian bahunya basah. Suara Mark terdengar aneh “kau sendiri?” tanya Mark kemudian.
“Aku juga sama sepertimu…” kataku “kau melihat pencurinya?” tanyaku kemudian
“Tidak! Aku kehilangan jejak! Gelap semuanya!” kata Mark terdengar kesal “kurasa pencurinya tidak lewat sini, aku tak yakin juga” nada Mark terdengar meragu.
“Tak apa, Mark. Mari kita masuk” aku merangkul Mark masuk ke dalam. Badannya gemetar. Kuharap Mark tak menyembunyikan sesuatu.
Situasi di dalam ballroom chaos. Kisruh. Gaduh. Kulihat para pengunjung berjubel mengelilingi kotak yang telah dikelilingi oleh garis polisi tersebut. Di garis depan terdapat tiga orang penjaga berlian khusus Mr. Walter dan dua orang dari kepolisian. Tiga penjaga berlian itu sedang diinterogasi singkat oleh dua orang polisi tadi.
“Jangan ada seorangpun yang menyentuh kotak ini dan benda-benda di sekelilingnya!” kata Inspektur Jenderal Brian McFadden “ini adalah barang bukti, untuk proses penyidikan!” lanjutnya
Para pasukan kepolisian mengamankan para pengunjung. Seketika acara pembukaan pameran pun harus ditutup dengan terpaksa karena ada kejadian yang tak terduga ini. Para pengunjung pun dipaksa pulang karena rumah Mr. Walter akan disterilkan selama beberapa hari kemudian. Terpaksa juga mungkin pameran ini akan ditunda sampai beberapa hari ke depan sampai penyelidikan selesai. Atau mungkin tidak ada pameran berlian sama sekali.
Kulihat Kian sedang berbisik-bisik dengan Inspektur Jenderal Brian McFadden. Sepertinya mereka sedang bernegosiasi. Nicky terlihat sedang bersama Mr. Walter, wajah Mr. Walter pucat pasi. Ekspresinya seperti zombie yang sudah tidak makan daging manusia berabad-abad lamanya. Tentu saja Tuan Walter sangat shock dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Masih untung Mr. Walter tidak memiliki riwayat penyakit jantung yang serius, kalau punya pasti dia sudah terkena serangan jantung daritadi.
Aku berdiri di samping Mark sambil berpikir dan mengingat kejadian 45 menit yang lalu. Mr. Oliver Zevensovcha yang terkagum-kagum dengan berlian itu, Mrs. Gwyneth McAdams yang sangat menginginkan berlian itu, Mr. Fernando Jose yang mengaku tak sanggup membeli berlian itu, Mr. Louis Jose-Levitt yang sangat ingin memiliki berlian itu sebagai koleksinya. Mark, Kian, Nicky? Aku tak yakin mereka termasuk dalam komplotan pencuri berlian. Aku kenal dekat dengan mereka. Lagipula mereka kan anggota kepolisian. Kuputuskan untuk mencoret Kian, Nicky dan Mark dari daftar yang patut dicurigai. Akhirnya hanya tersisa empat orang sosialita yang lain, yang sejak sebelum peristiwa berdiri di dekat kotak berlian Mr. Walter. Tapi… Tunggu dulu! Rasanya ada yang masih mengganjal. Logikaku terus bekerja, mengumpulkan potongan-potongan fakta dan alibi. Tapi kurasa aku belum memiliki cukup bukti. Penyelidikan lebih lanjut perlu dilakukan.
Dari jauh terdengar suara Inspektur Jenderal Brian McFadden yang menyuruh Mark, Kian, Nicky, Mrs. Gwyneth McAdams, Mr. Oliver Zevensovcha, Mr. Louis Jose-Levitt dan Mr. Fernando Jose untuk berkumpul. Kemudian Nicky memanggilku.
“Shane, kurasa kita dapat tugas baru dari Mr. McFadden, kita ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas” kata Nicky, wajahnya terlihat bersemangat. Aku mengangguk dan tersenyum kepada Nicky. Kemudian kami berjalan menuju ke tempat Inspektur Jenderal McFadden mengumpulkan para sosialita tadi.
“Maaf sebelumnya, bukan maksud saya mencurigai Anda-anda semua. Saya di sini sebagai anggota kepolisian yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini, ingin meminta kerjasama dari Anda semua” kata Inspektur Jenderal McFadden dengan nada yang berwibawa “kami ingin keterangan dari Anda selama Anda berada di sekitar tempat kejadian perkara, tenang saja disini Anda masih berstatus sebagai saksi. Kami minta kedatangan Anda semua di kantor kami besok pagi pukul 09.00 am untuk keperluan penyidikan. Kami sangat memohon kerjasama Anda supaya kasus ini cepat terselesaikan” kata Inspektur Jenderal McFadden kemudian Kian mempersilahkan para sosialita tadi untuk kembali ke rumah masing-masing.
***
Sedari pukul 08.00 am aku sudah stand by di kepolisian. Nicky juga ada disana. Kami duduk di dekat meja Mark. Kian berjalan menuju kami sambil membawa tiga gelas kopi untuk aku, Nicky dan dia sendiri. Mark daritadi belum terlihat batang hidungnya.
Tepat pukul 09.00, Mark datang bersama dengan Inspektur Jenderal McFadden. Para saksi, Mrs. McAdams yang ditemani suaminya, Mr. Zevensovcha, Mr. Jose-Levitt sudah hadir semuanya. Masih kurang… Mr. Jose!
“Dimana Mr. Jose?” tanyaku
“Fernando sedang mengantarkan istrinya ke rumah sakit” kata Mr. McAdams menjawab pertanyaanku “mungkin 15 menit lagi dia datang kemari” lanjutnya.
10 menit kemudian datanglah Mr. Jose dengan Mr. Walter. Wajah Mr. Walter tampak muram. Raut arogan dan garis congkak yang setiap hari menghiasi wajahnya kini terlihat luntur. Peristiwa ini patut jadi pelajaran baginya.
“Saat lampu mati terasa ada orang yang menyenggol lenganku sangat keras. Aku hampir terjatuh, untung saja disampingku ada pilar” kata Mr. Zevensovcha “gelap.. gelap semuanya!” lanjutnya. Penjelasannya sama sekali tidak membantu.
“Aku hanya mendengar suara gaduh disana-sini, aku phobia kegelapan, sehingga aku menjerit. Aku benar-benar tak suka situasi kemarin malam!” kata Mrs. McAdams. Sudah cukup bukti, kemarin Mrs. McAdams memang terlihat lesu dan pucat. Tak mungkin dia bisa menembus kegelapan kalau dia takut kegelapan. Namanya kucoret!
“Meskipun menginginkan berlian itu aku tak mungkin mencurinya kan?” Mr. Jose-Levitt menggunakan nada tinggi di akhir pertanyaan retorisnya “lagipula Eugene adalah sahabat karibku sejak masih di angkatan darat” lanjutnya.
“Aku tak tahu apa-apa. Aku muak membahas ini” kata Mr. Jose. Mencurigakan!
Interogasi hari ini cukup sampai di sini. Kami berencana akan melanjutkan kembali jika bukti-bukti masih banyak yang janggal, di lain waktu. Aku meminta waktu kepada Mr. McFadden beberapa hari untuk memikirkannya bersama timku: Mark, Nicky, dan Kian.
***
“Bagaimana menurut kalian? Aku curiga dengan pernyataan Mr. Jose” kata Kian “saat lampu dihidupkan Mr. Jose tidak ada di tempat! Kau sadar tidak, guys?” tanya Kian. Aku dan Nicky mengangguk tapi Mark terlihat diam sambil berpikir.
“Maaf, kemarin a..a..kuu.. juga tak ada di tempat” kata Mark. Semua mata tertuju pada Mark. Nicky dan Kian terheran-heran. Sedetik kemudian hening.
“Kau punya alibi Mark?” tanya Nicky memecah keheningan
“Kira-kira 5 menit sebelum lampu menyala, kurasa aku tak punya. Tetapi, setelah lampu menyala aku bertemu Shane di luar” mata Kian dan Nicky beralih kepadaku. Aku hanya mengangguk. Sebenarnya aku juga ragu dengan Mark.
Kemudian kami membahas alibi satu persatu saksi-saksi yang sudah kami panggil tadi pagi. Sampai akhirnya kita sampai pada suatu hasil yang belum bisa dikatakan final. Kami sepakat untuk menaikkan status Mr. Jose menjadi tersangka. Kami mengacu pada sejumlah fakta yang ada. Pernyataan Mr. Jose tadi pagi dan alibi Mr. Jose kemarin malam sesaat setelah berlian itu diketahui hilang. Tapi, samar-samar otakku bersuara, ada yang tidak beres. Ada sesuatu yang terasa disembunyikan. Aku juga mencurigai Mark, walau terasa tidak yakin.
“Nick, kau kenal dekat dengan Mr. Jose kan? Aku dengar Mr. Jose adalah sahabat karib ayahmu” kata Kian kemudian
“Yap, sebenarnya tidak terlalu dekat. Tapi, mungkin bisa kubujuk dia untuk memberikan keterangan” kata Nicky terdengar mantap.
***
“Nick, aku tak yakin….” aku membangunkan Nicky di tengah malam. Mataku benar-benar tak bisa terpejam.
“Hah, Shane? Kau bilang apa?” Nicky membenarkan posisi tidurnya yang seperti orang duduk di sofa sambil memicingkan sedikit matanya. Mulutnya menguap lebar. Buku yang ada di dadanya jatuh saat ia bergerak “kau tak yakin apa?” sedikit-sedikit Nicky mulai melebarkan kelopak matanya, kurasa dia tertarik.
“Aku tak yakin kalau Mr. Jose…. Pelakunya…” kata-kataku terdengar menggantung “mungkin…. Ah sudahlah, Nick”
“Tunggu saja, besok pagi aku akan menemui Mr. Jose” kata Nicky kemudian dia melanjutkan tidurnya. Aku menghela napas.
***
Nicky kembali dengan rona wajah yang terlihat cerah. Kemudian dia menceritakan pertemuannya dengan Mr. Jose lebih lanjut. Ternyata sewaktu beberapa detik setelah lampu menyala, Mr. Jose cepat-cepat pergi ke kamar mandi. Tapi dia tersesat dan sampai ke kamar mandi pelayan Mr. Walter. Nicky juga sudah menanyai pelayan Mr. Walter, dan mereka mengaku kalau memang benar Mr. Jose ada di sana. Tapi masalahnya, apa yang dilakukan Mr. Jose sewaktu lampu masih padam?
Tiba-tiba terdengar dering telepon yang mengagetkan kami berdua. Kian menelepon.
“Aku baru saja menanyai Mark tentang peristiwa kemarin. Jujur saja aku jadi curiga dengan dia” kata Kian di telepon sambil berbisik “temui aku di Café D’Lounge Rhode St. pukul 05.00 pm hari ini” kemudian sambungan telepon dari Kian terputus.
***
Di Café D’Lounge. Aku dan Nicky duduk di pojok dan Kian duduk berhadapan dengan kami berdua. Kian berbicara pelan.
“Dari sejumlah fakta yang kukumpulkan. Ternyata Mark keluar 10 menit setelah lampu padam, dia keluar ruangan setelah mendengar suara kaca yang dipecah. Katanya, dia merasa ada orang yang mendorongnya untuk minggir. Dari pantulan cahaya samar-samar yang berasal dari jendela luar, dia mendeskripsikan orang yang mendorongnya kira-kira berbadan tinggi, kurus dan kepala agak botak…” kata Kian “setelah itu dia mencoba untuk mengejar orang itu, tapi gagal…” lanjutnya
“Tunggu dulu! Diantara empat saksi kemarin yang berperawakan tinggi, kurus dan agak botak ada dua orang! Mr. Jose dan Mr. Zevensovscha! Bedanya, Mr. Zevensovcha perutnya agak buncit…” kataku kemudian. Dahi Nicky mengkerut. Kalau dipikir-pikir sewaktu peristiwa terjadi Mr. Zevensovscha tidak pernah meninggalkan tempat, dan Mark juga tak tahu bentuk perut orang yang mendorongnya, karena suasana sangat gelap saat itu. Semakin membingungkan saja. Jadi orang yang kucurigai bertambah menjadi Mr. Jose dan Mr. Zevensovscha. Mark? Kurasa belum.
***
“Komplotan pencuri berlian kelas menengah!” kata Mr. McFadden “mereka pasti punya orang dalam. Strateginya sangat halus. Suara kaca pecah itu terasa seperti di-skenario. Atau mungkin saja tidak… “ muka Mr. McFadden terlihat serius. Pikiranku berkecamuk. Kesaksian Mark, alibi Mr. Jose, dan alibi Mr. Zevensovscha yang lemah untuk dicurigai, karena ia punya alibi kuat. Dia sama sekali tidak meninggalkan tempat saat kejadian berlangsung. Lantas?
***
Sepuluh menit untuk sampai ke halaman depan rumah Mr. Walter? Rasanya tak mungkin. Ballroom Mr. Walter luas, belum lagi rumahnya yang besar. Kecuali kalau dia lari. Dan 10 menit adalah waktu yang tepat jika dia tidak tersesat. Tapi tak mungkin Mark tersesat. Dan seperti ciri-ciri fisik Mark yang terlihat kemarin, tentu saja dia berlari. Tapi bukan berarti kalau estimasi waktu ku terhadap Mark ini hampir cocok, dia pantas dicurigai sebagai suspect. Motif! Mark kan tidak memiliki motif yang pasti. Hadiah untuk ibunya? Kurasa Mark tak serendah itu.
Mr. Jose alibinya lemah, tapi setidaknya ada saksi yang membuat alibinya sedikit kuat. Pelayan Mr. Walter yang melihatnya berjalan ke kamar mandi pelayan. Motif? Mr. Jose kelihatannya tidak begitu tertarik dengan berlian itu, dia hanya bilang “uangnya tak akan cukup untuk membeli berlian semahal itu” itu bukan motif yang bisa dijadikan acuan seseorang mencuri. Apalagi Mr. Jose bukan kolektor berlian, dia kolektor guci antik. Tapi kalau dia berkomplot dengan sindikat pencuri berlian, lain lagi ceritanya. Tapi kurasa statusnya masih lemah saat ini.
 Seandainya Mr. Zevensovscha dicurigai sebagai suspect, tidak mungkin dia melakukannya sendiri, pasti ada satu orang lagi yang membantunya di dalam yang pastinya posisinya tidak jauh dari Mr. Zevensovcha!
Posisi berdiri orang yang mengelilingi kotak berlian itu: Tiga penjaga berada di sekeliling kotak tapi mereka berdiri di belakang para pengunjung. Aku berdiri di samping salah satu penjaga berlian, Mr. Walter berdiri di sebelah kananku agak ke belakang. Urutan tujuh orang terdepan, searah jarum jam: Mr. Jose-Levitt, Nicky, Mr. Jose, Mark, Mr. Zevensovscha, Kian, Mrs. McAdams. Mark berdiri di antara Mr. Jose dan Mr. Zevensovcha yang ciri-ciri keduanya sama-sama botak dan tinggi kurus. Salah satu dari keduanya pasti bergerak menjauh dari Mark. Dan itu pasti Mr. Jose karena Mr. Jose ingin ke kamar mandi. Tapi? Mr. Jose ke kamar mandi beberapa detik sebelum lampu menyala, sedangkan Mark telah meninggalkan ruangan 10 menit setelah lampu menyala. Padahal jarak waktu lampu padam sampai menyala adalah 20 menit. Berarti? Teka-teki ini mulai menampakkan potongan-potongan rumitnya.
***
“Aku sudah menemukan pelakunya! Pelakunya adalah mungkin satu-dua orang yang berada di sekitar tempat kejadian. Yang jelas dia tidak bekerja sendiri!” kataku kepada mereka. Inspektur Jenderal McFadden hanya manggut-manggut sambil tersenyum simpul.
Mr. Zevensovcha, Mr. Jose-Levitt, Mr. Jose dan Mrs. McAdams berdiri tanpa kata sepatah pun keluar dari mulut mereka. Mereka diam mematung, seolah satu di antara mereka ada yang harap-harap cemas dan ada juga yang penasaran ingin sekali mengetahui siapa pelakunya. Mimik muka mereka terlihat datar, entah bersikap seolah tegar atau bermaksud ingin memnyembunyikan sesuatu. Ya… jujur saja, aku masih kesulitan mencari pelaku yang satu lagi. Masing-masing dari mereka punya alibi kuat. Termasuk Kian, Nicky dan Mark. Ya, Mark… bukan suspect.
“Mr. Zevensovscha, anda bilang ada yang menyenggol lengan Anda sewaktu suasana ballroom masih gelap, benar begitu?” tanyaku pada Mr. Zevensovscha, kulihat dia hanya mengangguk dalam diam “…dan Mr. Feehily, juga merasakan hal yang sama dengan Anda! Bedanya dia dapat melihat orang yang menyenggolnya secara samar-samar, tapi Mark juga tak yakin dengan ciri-ciri fisik orang tersebut karena suasananya yang gelap. Jelas, ada satu di antara kalian yang mencoba meninggalkan tempat saat lampu ballroom padam, dan kembali sesaat sebelum lampu menyala…” sengaja kugantungkan kalimatku. Kulihat berbagai macam ekspresi dari mereka yang berubah-ubah. Aku bukan psikolog, aku tak tahu apa yang mereka sembunyikan. 
“…tapi tentu saja, orang yang bisa melakukan aktivitas secepat itu adalah orang yang mengetahui betul seluk beluk rumah Mr. Walter. Tapi hanya Mr. Walter yang hapal betul denah rumahnya… Kecuali ada satu orang di antara kalian yang sering mengunjungi rumah Mr. Walter dan kenal betul dengan rumah Mr. Walter! Anda, Mr. Jose-Levitt!” kataku sambil mengalihkan pandangan ke hadapan Mr. Jose-Levitt.
Mr. Walter membelalak tak percaya. “Louis…? Benarkah… kau…?” tanya Mr. Walter
“Hah? Hahahahahaha! Kau bodoh Mr. Filan! Mana mungkin? Motif apa yang membuatku berkeinginan mencuri berlian Eugene? Kau tentu saja tak bisa menjawabnya kan?” tawa Mr. Jose-Levitt meledak, semua orang diam “…mana bukti otentiknya? Lagipula mana mungkin mengitari rumah Eugene dalam 20 menit…”
“Saya katakan lagi, Anda tidak sendiri. Ada seseorang yang membantu Anda…”
“Aku punya buktinya!” suara Nicky memecah keheningan. Pernyataan Nicky sungguh tak terduga
“Mana mungkin kau bisa mendapatkan buktinya?” kataku meragu.
“Aku…. Salah satu dari mereka…” semua mata tertuju kepadanya. Lututku gemetar. Badanku lemas, tulangku tak kuat menopang berat tubuhku. Mana mungkin? Mana mungkin Nicky berkhianat kepadaku? Kepada seluruh jajaran kepolisian? Aku terdiam. Aku tak sanggup mengeluarkan kata-kata.
“Detektif Nicky Byrne! Kurasa Anda perlu bersaksi di depan pengadilan nanti!” suara khas Mr. McFadden memecah keheningan itu. Aku masih terpaku berdiri tak bergerak. Tak percaya.
Kian dan Mark merapat ke tubuh Nicky sambil memegangi kedua tangan Nicky. Anak buah Inspektur Jenderal McFadden masuk ke ruangan tempat kami berada, kemudian memborgol tangan Mr. Jose-Levitt. Mata Mr. Walter memandang Nicky dan Mr. Jose-Levitt dengan tatapan muak.
“Katakan! Apa yang sebenarnya terjadi Nick?! KATAKAN!!” aku berteriak di depan muka Nicky. Jujur aku masih tak habis pikir. Sulit dipercaya!
“Aku tak bisa lepas dari mereka, Shane… Aku terikat kontrak seumur hidup! Walaupun aku mencoba untuk bertobat, menjadi orang yang lurus dan tidak ingin melakukan tindakan terkutuk ini. Bayangan mereka menghantuiku. Sewaktu aku bergabung di jajaran kepolisian ini… aku dimanfaatkan mereka…” aku tak mau lagi mendengar penjelasan Nicky. Sudah jelas! Ya, sudah jelas semuanya!
Nicky dan Mr. Jose-Levitt diamankan sementara di kepolisian. Mereka masih dimintai keterangan lebih lanjut mengenai kasus ini. Mereka tidak hanya berdua, diluar sana masih ada orang yang terlibat. Aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari kasus ini. Aku menyerahkan kasus ini kepada Mark dan Kian. Aku harap mereka bisa secepatnya menangkap semua pelakunya. Kurasa sudah cukup sampai disini. Nicky… sungguh membuatku tak percaya. I’m walk away. Kasus ini selesai untukku, tapi tidak untuk mereka di kepolisian.

Kepercayaan itu mahal harganya...

END


No comments:

Post a Comment

already read my story why dont you gimme some word :)